Bioinformatika adalah ilmu yang mempelajari penerapan teknik
komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang ini
mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk
memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA
dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya.
Salah satu nya...........
Bioteknologi Perikanan
Bioteknologi adalah penggunaan biokimia,
mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang
atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi
organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi
gen dari satu organisme ke organisme lain.
Ciri utama bioteknologi adalah :1) adanya benda biologi berupa mikroba,
tumbuhan atau hewan; 2) adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri; dan
3) produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Bioteknologi telah berkembang pesat, terutama dalam bidang kedokteran,
pengelolaan lingkungan, produksi pangan dan pertanian. Dalam bidang kedokteran,
bioteknologi telah mengembangkan obat-obatan berbasis bioteknologi Insulin yang
dihasilkan secara bioteknologi sudah terbukti dapat mengobati diabetes; hormon
pertumbuhan yang diproduksi dengan menggunakan bioteknologi ternyata mampu
menyembuhkan gangguan pertumbuhan serta mempercepat penyembuhan luka; juga
telah berhasil dikembangkan vaksin pencegahan penyakit hepatitis B. Saat ini
dapat mengatasi penyakit dengan melakukan pengubahan terhadap susunan gen-gen
yang termutasi. Produksi hormon insulin untuk pengidap diabetes mellitus juga
adanya pra-Implantasi Genetik Diagnosis yang memungkinkan stem cells
memproduksi sel-sel yang dibutuhkan. Contohnya kasus Molly, gadis berusia 6
tahun yang merupakan anak tunggal dan orang tuanya menginginkan cara yang
benar-benar aman untuk menghindarkan putrinya dari penyakit leukimia. Dengan
metode ini akhirnya memacu sumsum tulang belakang untuk menghasilkan sel darah.
I. Memahami Bioteknologi
Bioteknologi juga berperan dalam pengadaan pangan. Telah berhasil dikembangkan
bioaktif yang berperan dalam proses pengawetan dan pengolahan sehingga
diperoleh pangan lebih banyak dan berkualitas. Telah dikembangkan bioteknologi
seperti kloning (yang terkenal adalah domba Dolly), inseminasi buatan
(peternakan sapi di Lembang sudah menggunakannya), fertilisasi in vitro (telah
berkembang pesat dan berhasil dilakukan riset pada kelinci, mencit, sapi, babi,
domba, sampai manusia), splitting (yang mampu menghasilkan anak kembar identik
pada domba, sapi, babi, dan kuda, dan masih banyak lagi).
Dalam bidang pertanian, bioteknologi berhasil meningkatkan tampilan buah dan
sayuran, memperpanjang masa simpan produk pangan, meningkatkan kandungan
nutrisi tanaman serta tanaman yang tahan penyakit dan hama. Di masa mendatang,
para ahli bioteknologi berharap mampu menghasilkan tanaman yang tahan terhadap
kondisi buruk iklim seperti kering, panas tinggi ataupun dingin, sehingga
menjadikan petani dapat memanfaatkan tanah yang sebelumnya jarang diusahakan.
Teknik perbanyakan mikro – di mana tanaman ditumbuhkan dari satu sel atau
bagian tanaman – telah dipakai di banyak rumah penyemaian tanaman untuk
menghasilkan tanaman yang identik dalam waktu cepat. Modifikasi genetik pada
tanaman hias membuka jalan bagi dihasilkannya warna-warna yang tidak biasa,
sehingga meningkatkan nilai varietas dan komersialnya
Perkembangan bioteknologi dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu :
1) era bioteknologi generasi pertama. Bioteknologi sederhana. Penggunaan
mikroba masih secara tradisional, dalam produksi dan pengawetan pangan. Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain. Kelemahan bioteknologi generasi
pertama adalah lambat, kurang terkendali, dan produk akhir tidak selalu sama;
2) era bioteknologi generasi kedua. Proses berlangsung dalam keadaan tidak
steril. Contoh : a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat b. pengolahan air
limbah c. pembuatan kompos;
3) era bioteknologi generasi ketiga. Proses dalam kondisi steril. Contoh:
produksi antibiotik dan hormon; dan
4) era bioteknologi generasi baru = bioteknologi baru. Contoh: produksi
insulin, interferon.
II. Bioteknologi Perikanan
Bioteknologi perikanan adalah bioteknologi yang ditekankan khusus pada bidang
perikanan. Penerapan bioteknologi dalam bidang perikanan sangat luas, mulai
dari rekayasa media budidaya, ikan, hingga pascapanen hasil perikanan.
Pemanfaatan mikroba telah terbukti mampu mempertahankan kualitas media budidaya
sehingga aman untuk digunakan sebagai media budidaya ikan.
Bioteknologi telah menciptakan ikan berkarakter genetis khas yang dihasilkan
melalui rekayasa gen. Melalui rekayasa gen, dapat diciptakan ikan yang tumbuh
cepat, warnanya menarik, dagingnya tebal, tahan penyakit dan sebagainya.
Pada tahap pascapanen hasil perikanan, bioteknologi mampu mengubah ikan melalui
proses transformasi biologi hingga dihasilkan produk yang bermanfaat bagi
kelangsungan hidup manusia. Sudah sejak abad 11, manusia sebetulnya menggunakan
prinsip dasar ini. Pembuatan pangan seperti peda, kecap ikan, terasi ikan
merupakan hasil bioteknologi.
Ketahanan pangan merupakan isu global yang sekarang sedang ramai dibicarakan
Pada tahun 1995, produk hasil perikanan dunia sudah
mendekati 120 juta ton per tahun (FAO, 1997). Dari produksi tersebut, 20
persennya berasal dari hasil budidaya Sementara produk perikanan Negara
Indonesia telah mencapai 6.5 juta ton atau sekitar 5 persen
Bioteknologi pengolahan hasil perikanan (BPHP) merupakan cabang dari
bioteknologi pangan yang sudah lama diterapkan oleh masyarakat Indonesia untuk
mengolah hasil perikanan. Beberapa produk yang telah dihasilkan masyarakat
melalui penerapan bioteknologi antara lain peda, kecap ikan, bekasem, bekasang,
terasi dan silase. Meskipun mereka tidak memahami prinsip ilmiah yang
mendasarinya, para pengolah ikan telah memanfaatkan bioteknologi selama
berabad-abad untuk membuat pangan berbahan baku ikan.
Secara garis besarnya BPHP adalah salah satu teknologi untuk mengolah hasil
perikanan menggunakan jasa mahluk hidup, yaitu mikroba. Salah satu sifat
mikroba yang menjadi dasar penggunaan BPHP adalah kemampuannya merombak senyawa
kompleks menjadi senyawa lebih sederhana, sehingga dihasilkan pangan berbentuk
padat, semi padat dan cair.
Mikroba memiliki kemampuan merombak senyawa kompleks (protein, lemak dan
karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana (asam amino, asam lemak dan
glukosa). Perombakan demikian telah merombak hasil perikanan menjadi pangan
yang aman dikonsumsi manusia. Apabila tidak segera dihentikan, mikroba akan
merombak senyawa sederhana tersebut menjadi ammonia, hidrogen sulfida, keton
dan alkohol. Perubahan tersebut menjadikan pangan tersebut tidak layak lagi
dikonsumsi.
Referensi
2. ^ a b c d e f Smith JE. 2004. Biotechnology; Studies
in Biology. Ed ke-4. Cambridge: Inggris.
3. ^ Peters P. 1993. Biotechnology: A Guide To Genetic
Engineering. Wm C Brown: AS.
4. ^ a b Clark DP, Pazdernik NJ. 2009. Biotechnology;
Applying the Genetic Revolution. Elsevier: China.
5. ^ a b Chirikjian JG. 1995. Plant
Biotechnology, Animal Cel Culture, Immunobiotechnology. Vol 1. Jones and
Bartlett Publishers: London.
9. ^ Koivisto VA, Soman V, Conrad P, Hendler R, Nadel E.
Insulin binding to monocytes in trained athletes. J Clin Invest
65:1011-15.
10. ^ a b c d e f g h DaSilva EJ. 2004. The colours of
biotechnology: Science, Development and Humankind. Electron. J Biotechnol
7:3 .
11. ^ Madhavan G, Oakley B, Kun L. 2008. Career
Development in Bioengineering and Biotechnology. New York:
Springer+Business media, LLC.
12. ^ a b c Thieman WJ, Palladino MA. 2004. Introduction
to Biotechnology San Francisco: Pearson Education Inc.